Upaya peningkatan produktifitas kakao di
Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Sumbar selalu terkendala dalam hal serangan hama dan
penyakit yang mengakibatkan turunnya produktifitas kakao.
Upaya pencegahan sejak awal melalui kegiatan
pemeliharaan tanaman kakao merupakan komponen terpenting dalam mengendalikan
serangan hama dan penyakit tanaman kakao, dengan penerapan konsep PHT (
Pengendalian Hama Terpadu) yang memadukan berbagai jenis pengendalian dengan
memperhatikan keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan.
Konsep tersebut dalam budidaya kakao dikenal
dengan sebutan P3S yaitu panen sering, pemupukan, pemangkasan, sanitasi.
Panen Sering
Panen sering adalah melakukan panen buah kakao lebih awal
dan serentak terhadap buah kakao yang telah memperlihatkan siap panen (warna kekuningan
atau buah kakao tua).
Panen sering, saat buah masak awal (agak menguning) yang
diikuti dengan sanitasi akan menekan populasi serangga Penggerek Buah Kakao
(PBK), karena pada buah yang masak awal, ulat PBK masih berada di dalam buah,
sehingga jika kulit buah dan plasenta langsung dibenam ke tanah ulat yang ada
di dalamnya akan mati. Pemanenan dilksanakan minimal seminggu sekali.
Pemupukan
Pemupukan tanaman kakao bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan tanaman dan produksi buah. Pemupukan dilakukan sesudah pemangkasan,
dengan jenis, dosis dan waktu yang tepat.
Dengan hasil buah yang banyak diharapkan terjadi penurunan intensitas
serangan dan tingkat kerusakan biji akibat efek “pengenceran”.
Dosis pemupukan kakao :
Umur
(Thn)
|
Satuan
|
Urea
|
TSP
|
KCl
|
Kieserit
|
Bibit
|
Gr/bibit
|
5
|
5
|
4
|
4
|
0-1
|
Gr/phn/thn
|
25
|
25
|
20
|
20
|
1-2
|
Gr/phn/thn
|
45
|
45
|
35
|
40
|
2-3
|
Gr/phn/thn
|
90
|
90
|
70
|
60
|
3-4
|
Gr/phn/thn
|
180
|
180
|
135
|
75
|
>4 th
|
Gr/phn/thn
|
220
|
180
|
170
|
115
|
Pemangkasan adalah pemotongan cabang atau ranting tanaman
serta tanaman naungan agar tanaman kakao tidak terlalu rimbun. Tanaman kakao
yang terlalu rimbun, mengakibatkan kelembaban cukup tinggi sehingga
menguntungkan untuk perkembangan hama penyakit. Pemangkasan juga bertujuan
membuang cabang yang sakit karena serangan hama penyakit, juga merangsang
pembuahan. Pemangkasan diharapkan masuknya sinar matahari diantara tanaman
kakao sekitar 60%.
1. Pemangkasan bentuk, cabang primer yang tumbuh (4-6 cabang) disisakan 3
cabang (dipilih yang tumbuhnya sehat, kuat, arah tumbuhnya simetris dan menuju
ke atas).
2. Pangkas Pemeliharaan, Cabang sekunder yang
tumbuh terlalu dekat dengan jorket (jarak 40 – 60 cm) dibuang, cabang-cabang
sekunder berikutnya diatur agar jaraknya tidak terlalu rapat satu sama lain.
Pangkas ranting yg: meninggi(>3m),
overlapping, sangat ternaung / menaungi, sakit, kering, menggantung, cabang
balik, tunas ortotrop.
Tinggi tanaman selalu dibatasi 3-4 m, Frekuensi
3-4 kali per tahun, Topping cabang primer, 100 –150 cm dari jorket
3. Pangkas Produksi, Mengurangi tajuk tanaman
kakao yang terlalu rimbun. Cabang yang ujungnya masuk ke dalam tajuk tanaman di
dekatnya dan diameter < 2,5 cm dipotong.
Sanitasi
Sanitasi dilakukan dengan cara
membenamkan kulit buah, plasenta,buah busuk dan semua sisa panen ke dalam
lubang pada hari panen, lalu tutup dengan tanah hingga ketinggian 20 cm. Tujuannya, untuk membunuh larva PBK, memutus
perkembangan jamur penyebab busuk buah yang terdapat di kulit kakao. Pembenaman buah yang diikuti dengan
pemendekan tajuk dan panen sering terhadap buah masak dapat menekan kehilangan
hasil hingga 3 %
Sumber
: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2010. Budidaya Tanaman Kakao.
Agromedia. Jakarta
Diposkan
oleh : Agung NK, Penyuluh WKP Bahagia Padang Gelugur
Thank's Infonya Bray .. !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id