Sabtu, 19 Mei 2012

PENANGANAN PENYAKIT TETELO PADA AYAM


I.  Pendahuluan
 
Virus Newcastle disease (ND) yang di Indonesia lebih dikenal dengan penyakit tetelo harus tetap diwaspadai oleh seluruh peternak ayam. Bila terserang penyakit ini maka kerugian bisa amat besar mengingat cepatnya perkembangan virus. Tidak jarang peternak yang terserang penyakit ini rugi sampai ratusan juta rupiah karena ribuan ekor ayam mati dalam jangka waktu yang tidak lama

Tetelo merupakan penyakit ayam yang sangat merugikan, pertama kali ditemukan oleh Kranelved di Jakarta (1926). Setahun kemudian, virus tetelo juga ditemukan di Newcastle (Inggris). Sejak saat itu, penyakit ini dikenal sebagai Newcastle disease (ND) dan ditemukan di berbagai penjuru dunia. Di India penyekit ini dikenal dengan nama aaniket.

Virus ND termasuk dalam genus Rubulavirus, famili Paramyxiviridae. Tidak semua virus ND yang ditemukan bersifat ganas. Beberapa diantaranya hanya serangan ringan, bahkan dapat dimanfaatkan sebagai bibit vaksin untuk mencegah penyakit ND yang ganas.

2. Klasifikasi Virus ND

Mengingat virus ND ada yang ringan dan ganas, ditentukan empat kelompok keganasan virus ND : Vilogenik (sangat ganas), mesogenik (Sedang), lentogenik (ringan), dengan cara menghitung waktu kematian rata-rata pada telur berembrio yang ditulari virus ND.

Diluar kategori di atas, ditemukan virus ND avirulent (tidak menimbulkan gejala apapun pada ayam). Maka kebanyakan vaksin aktif menggunakan virus ND lentogenik, sebagian kecil menggunakan galur mesogenik dan avirulent.

3. Penanganan Penyakit Tetelo

Di Indonesia, berbagai jenis vaksin ND tersedia dalam jumlah cukup, baik yang diproduksi dalam negri maupun luar negri.Para peternak ayam umumnya paham bahwa mereka harus memvaksinasi ayam secara teratur terhadap ND, disamping penyakit lain.

Satu hal yang masih jarang dilakukan peternak ayam adalah memantau hasil vaksinasi ND. Dengan mengirimkan sampel darah 2-3 minggu setelah vaksinasi ke laboratorium, peternak akan mengetahui apakah vaksinasi berhasil menimbulkan kekebalan.

Salah satu teknik yang dikembangkan dalam mengatasi serangan penyakit tetelo ini adalah dengan menggunakan vius ND itu sendiri. Namun virus ND yang digunakan adalah virus ND yang lemah dengan mencampurnya dengan pakannya atau yang biasa dikenal dengan Vaksin ND per oral.  Penggunaan metode ini terbukti cukup ampuh mengatasi serangan penyakit tetelo.

Pemberian vaksin ND per oral merupakan cara baru dalam pemberantasan penyakit tetelo, yaitu dengan cara mencampur vaksin dengan pakan sebagai karier vaksin. Vaksin ND per oral mengandung virus ND yang tidak ganas, dan tahan selama 2 minggu pada suhu 28 0 C, sedangkan pada suhu 40 C vaksin ini tahanberbulan-bulan. Jenis vaksin yang digunakan adalah vaksin RIVS 2 dan RIVS 3, dengan daya kekebalan mencapai 60 %.

4. Membuat vaksin per oral

Bahan dan Alat :

Bahan : Vaksin ND per-oral, gabah, beras (nasi Aron), air

Alat : Ember, gelas ukur, sendok

Pedoman teknis

Jenis pakan sebagai karier

Gabah  jenis kecil dapat langsung dipergunakan sebagai karier vaksin, sedangkan gabahjenis besar perlu direbus selama 10 menit dalam air mendidih, kemudan diangin-anginkan, jenis ini dapat dipergunakan sebagai karier untuk ayam dewasa. Nasi Aron (beras yang direbus selama 10 – 20 menit) setelah dingin dapat dipergunakan sebagai karier vaksin untuk anak ayam

Cara Pemakaian

Satu vial (botol kecil) vaksin ND per-oral sebanyak 2 ml dicampur dengan air bersih sebanyak 200 ml, kemudian disimpan dalam ember plastik. Kemudian campurkan pakan karier tersebut sebanyak 2 kg ke dalam larutan vaksin sedikit demi sedikit dan diaduk sampai rata.

Pakan yang telah dicampur dengan vaksin tersebut kemudian diberikan kepada ayam sebanyak 200 ekor, dengan cara ditaburkan ditempat bersih, teduh dan terindung dari sinar matahari langsung. Pakan yang telah dicampur dengan vaksin tersebut harus habis dipergunakan dalam waktu tidak kurang dari 4 jam.

Vaksin awal dilakukan dua kali (vaksin pertama dan booster) dengan interval 3 minggu. Untuk vaksinasi booster dilakukan tiga minggu setelah vaksin pertama, selanjutnya untuk vaksin ulangan dapat dilakukan setiap bulan (bulanan). Pemberian vaksin hendaknya dilakukan pagi hari sebelum ayam mendapatkan makanan lain.

Diposkan oleh : Agung Nugroho Kusumo, Penyuluh WKP Bahagia Padang Gelugur

Semut Sebagai Musuh Alami Penggerek Buah Kakao (PBK)


PENDAHULUAN

Berbagai jenis hama yang menyerang tanaman kakao menjadikan produksi tanaman kakao menjadi menurun. Hama penggerek buah dan penghisap buah kakao merupakan salah satu hama yang banyak menimbulkan kerugian ekonomi pada tanaman kakao.

 Penggunaan insektisida yang tidak terkontrol menjadikan hama tersebut menjadi kebal dan tidak mempan lagi untuk dikendalikan.  Selain biaya yang mahal, penggunaan racun kimia dengan dosis tinggi bukannya membuat hama tanaman hilang, tetapi justru menimbulkan dampak lain terhadap lingkungan. 

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan racun pada tanaman kakao dan menghemat biaya saprodi adalah kembali ke konsep PHT.  Salah satu implementasi konsep PHT adalah pemanfaatan musuh alami dalam mengendalikan hama tanaman.

Musuh alami yang terbukti ampuh dalam mengendalikan .hama penghisap buah dan PBK adalah semut. Ada empat spesies semut yang ditemukan memangsa hama PBK yaitu semut merah, semut hitam, anoplolepis longipes dan spesies Iridomyrmex sp.

Dari keempat spesies semut tersebut ternyata semut merah merupakan predator yang memiliki tingkat pengendalian paling tinggi.

SEMUT HITAM SEBAGAI PREDATOR HAMA PENGHISAP BUAH DAN PBK

Semut hitam dapat dimanfaatkan dalam pengendalian hama penghisap buah dan PBK. Semut hitam dapat menjadi kompetitor yang menyebabkan serangga PBK betina kesulitan meletakkan telurnya di permukaan buah kakao. Semut hitam juga dapat memangsa larva (ulat) PBK yang baru keluar dari dalam buah kakao yang hendak mempupa.

CARA PERBANYAKAN DAN PENYEBARAN SEMUT HITAM

Ø Membuat sarang buatan dari bambu dengan cara potong bambu sepanjang satu ruas bambu dengan menyisakan satu buku. Sedang pada ujung satunya terbuka. Pada ujung dekat buku dibuat lubang ventilasi

Ø Potongan bambu tersebut diisi dengan daun pisang atau daun kelapa kering lebih dahulu dibasahi dengan air gula.

Ø  Letakkan  sarang buatan itu ke pohon yang populasi semut hitamnya banyak. Amati perkemnangannya seminggu sekali.

Ø Basahi terus dengan cairan gula merah sampai semut memenuhi lubang bambu tersebut.

Ø Semut hitam akan menempati sarangnya pada minggu pertama dan kedua setelah pemasangan sarang.

Ø Setelah dua bulan semut hitam menempati sarang buatan, baru dapat dipindahkan ke kebun kakao.

Ø Sebelum diangkut lebih dahulu ujung bambu ditutup dengan kain kasa agar semut tidak keluar pada saat dipindahkan.

Ø Sebelum sarang diikatkan di pohon kakao lebih dahulu hilangkan jenis semut lain, beri naungan memadai, sediakan kutu putih di buah kakao dan ekologi daerah baru relatif sama dengan sumber semut.

Ø Perbandingan jumlah sarang buatan dengan populasi tanaman kakao adalah 1 : 20.

SEMUT MERAH SEBAGAI PREDATOR HAMA PENGHISAP BUAH DAN PBK

Semut merah merupakan predator yang memangsa larva dan mengganggu betina untuk meletakkan telur pada buah kakao.  Untuk penyebaran semut merah pada tanaman kakao cukup dengan memindahkan sarang dari pohon inangnya seperti dari pohon mangga ke pohon kakao. Populasi semut merah dalam setiap sarangnya terdapat 3-4 ekor ratu. Setelah 2-3 jam setelah sarang semut berada di pohon kakao sudah menjadi kewajiban ratu semut merah membbentuk sarang baru untuk perkembangbiakannya.

 Diposkan oleh : Agung Nugroho Kusumo, Penyuluh WKP  Bahagia

Mikroorganisme Lokal (MOL)

PENDAHULUAN

MOL adalah singkatan dari Mikro Organisme Lokal yang artinya cairan yang terbuat dari bahan-bahan alami yang disukai sebagai media hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan-bahan organik atau dekomposer dan sebagai aktivator atau tambahan nutrisi bagi tumbuhan yang sebgaja dikembangkan dari mikroorganisme yang berada di tempat tersebut.

Berdasarkan pengalaman bahan-bahan yang dikembangkan oleh tim pengembang SRI di berbagai daerah di Jawa Barat diantaranya bahan-bahan itu diduga berupa zat yang dapat merangsang pertumbuhan dan zat yang mampu mendorong perkembangan tanaman seperti Giberelin, Sitokinin, Auksin, dan Inhibitor.

PEMBUATAN MOL

Adapun bahan yang digunakan untuk mengembangkan mikroorganisme lokal tersebut adalah :

1.  MOL Keong Mas

Bahan :
-          5 kg keong mas yang masih hidup/segar
-          gula merah 1 kg atau cairan tebu 1 liter
-          air kelapa 10 liter

Cara membuat :
-          keong mas ditumbuk hingga halus,masukkan dalam ember plastik
-          campurkan dengan gula merah yang telah dihaluskan atau cairan tebu
-          tambahkan air kelapa dan aduk hingga rata
-          tutup rapat dengan plastik dan berikan selang plastik sambungkan pada botol yang telah terisi air.


Cara penggunaan :
  1. Pengomposan :  konsentrasi 1 : 5 ( 1 liter cairan MOL : 5 liter air tawar), tambahkan 1 ons gula merah, aduk rata, siramkan pada bahan organik yang mau dikomposkan
  2. Penggunaan pada tanaman :  disemprotkan pada berbagai tanaman dengan konsentrasi 400 cc + 14 liter air tawar.  Pada tanaman padi disemprotkan sejak fase vegetatif sampai generatif ( umur 10, 20, 30, 40 atau umur setelah fase masak susu) Disemprotkan pada pagi / sore hari, hindari penyemprotan pada siang hari ( terik matahari)
2. MOL Limbah Buah-Buahan

Bahan :
-          Limbah buah-buahan manis yang tidak termakan : jeruk, tomat, pepaya, mangga, pisang, apel, salak, dll sebanyak 10 kg
-          Gula merah 1 kg
-          Air kelapa 10 liter
 Cara Pembuatan
-          buah-buahan sebanyak 10 kg ditumbuk / dihaluskan
-          masukkan dalam drum / tong / ember
-          campurkan dengan air kelapa
-          tambahkan gula merah yang telah dicairkan
-          tutup dengan plastik, beri lubang udara dengan cara memasukkan selang plastik yang dihubungkan dengan botol yang telah terisi air
-          biarkan selama 10-15 hari
 Penggunaan :
-          campurkan MOL dan air dengan perbandingan 1 : 5 ( 1 bagian MOL : 5 bagian air), tambahkan gula 1 ons. Siramkan pada bahan organik yang mau dikomposkan
-          penggunaan pada tanaman padi : semprotkan pada tanaman dengan konsentrasi larutan 400 cc dicampur dengan air tawar sebanyak 14 liter, semprotkan pada tanaman umur akhir vegetatif ( kurang lebih umur 55 – 60 hari)
 
3. MOL Limbah Sayuran Segar
 Bahan :
-          100 kg limbah sayuran hijauan ( kol, cesin, vetsay, mentimun, bayam, kangkung, dll)
-          garam : 5 % dari bahan ( 5 kg)
-          gula merah 2 % dari cairan setelah cairan diproses selama 24 hari.
-          Air cucian beras 10 liter

Cara Pembuatan :
-          Limbah sayuran hijauan diiris-iris hingga menjadi potongan kecil dan masukkan dalam drum plastik, setiap lapisan setebal 20 cm taburkan garam sampai rata, lanjutkan dengan berlapis-lapis seperti di atas sampai kedua bahan habis.
-          Tambahkan air cucian beras sebanyak 10 liter
-          Drum tutup rapat dengan plastik dan diatsnya diberi air hingga tampak plastik cekung terisi air
-          Setelah 3-4 minggu baru dibuka, akan tampak cairan berwarna kuning kecoklatan, baunya segar dan jika diukur pH nya 3 – 5
-          Tambahkan gula sebanyak 2 ons dan diaduk hingga rata
Penggunaan :
-          Pengomposan :  campurkan 1 liter cairan ditambah 10 liter air tawar dan tambahkan 2 ons gula dan cairan siap disiramkan pada bahan organik yang akan dikomposkan
-          Penyemprotan pada tanaman : 400 cc cairan dicampur dengan 14 liter air tawar (1 tangki semprot) dan diaduk rata, semprotkan pada pagi atau sore hari ( hindari sengatan cahaya matahari pada siang hari) pada berbagai jenis tanaman,jika tanaman padi pada umur 10 hari, 20 hari, 30 hari, dan 40 hari setelah tanam.

4.  MOL Rebung Bambu

Bahan :
-          2 buah rebung bambu kurang lebih 3 kg
-          Air beras 5 liter
-          1 buah maja / labu batang yang sudah matang, jika tidak ada bisa diganti gula merah 1,5 ons
 
Cara Pembuatan :
-          Rebung bambu ditumbuk halus atau diiris masukkan pada ember atau kaleng bekas cat
-          Campurkan dengan buah maja yang sudah dihaluskan
-          Tambahkan gula merah yang telah dihaluskan dan aduk hingga rata.
-          Masukkan air cucian beras sebanyak 5 liter
-          Tutup rapat ember, dan berikan slang plastik yang disambungkan dengan air yang beraa pada botol. Biarkan selama 15 hari.

Cara Penggunaan :
-          Pengomposan :  dapat digunakan sebagai dekomposer dengan konsentrasi 1 : 5 ( 1 liter cairan MOL ditambahkan 5 liter air tawar), tambahkan gula merah 1 ons dan aduk rata, siramkan pada bahan organik yang akan dijadikan kompos.
-          Penggunaan pada tanaman : penyemprotan dilakukan pada pagi / sore hari dengan konsentrasi 400 cc cairan dicampur 14 liter air tawar pada umur 10 hari, 20 hari, 30 hari dan 40 hari setelah tanam.
 
Catatan : sebagai zat perangsang pertumbuhan pada fase vegetatif.
 
5. MOL Buah Maja (Labu Kayu)

Bahan :
-          5 buah maja yang matang
-          30 liter air beras
-          20 liter kencing sapi/kerbau/kambing/kelinci

Cara Pembuatan :
-          Buah maja dihaluskan dan masukkan pada drum / tong plastik
-          Campurkan 30 liter air beras dan 20 liter air kencing, aduk hingga rata dan tutup rapat dengan plastik
-          Masukkan slang plastik sambungkan ke dalam botol plastik yang sudah berisi air tawar
-          Simpan selama 15 hari.

Cara Penggunaan :
-          Pengomposan : 1 liter MOL maja dicampur dengan 5 liter air tawar, tambahkan 1 ons gula merah dan aduk rata, siramkan pada bahan organik yang akan dikomposkan
-          Penggunaan pada tanaman : penyemprotan dilakukan pada pagi atau sore hari dengan konsentrasi 400 cc ditambah 14 liter air tawar, aduk hingga rata. Disemprotkan pada umur tanaman 10 hari, 20 hari, 30 hari, 40 hari dan fase akhir pembungaan (generatif).

Sumber            : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar

Diposkan oleh : Agung Nugroho Kusumo, Penyuluh WKP Bahagia Padang Gelugur

Agen Hayati


Apa Itu Agen Hayati

Agens Hayati adalah setiap organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sakit atau mati. Agens Hayati dapat berupa predator, parasitoid, patogen dan agens antagonis.

  • Predator
Adalah binatang yang memburu dan memakan atau menghisap cairan tubuh mangsanya. Contoh : Lycosa pseudoannulata (laba-laba).

  • Parasitoid
Adalah serangga yang hidup sebagai parasit pada atau di dalam serangga lainnya (serangga inang) hanya selama masa pra dewasa (masa larva). Imago hidup bebas bukan sebagai parasit dan hidup dari memakan nektar, embun madu, air dan lain-lain. Contoh : Diadegma semiclausum (parasitoid terhadap ulat daun kubis).

  • Patogen
Adalah mikroorganisme yang menyebabkan infeksi dan menimbulkan penyakit terhadap OPT. Secara spesifik mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit pada serangga disebut mikroorganisme entomopatogen, yang terdiri dari cendawan, bakteri dan virus.

  • Agens Antagonis

Adalah mikroorganisme yang mengintervensi / menghambat pertumbuhan patogen penyebab penyakit pada tumbuhan.

Keuntungan Agen Hayati

  1. Efisiensi tinggi dan tidak memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam pembuatan agens hayati.
  2. Selektifitas yang tinggi, agens hayati hanya membunuh OPT dan tidak membunuh organisme non OPT ataupun musuh alami. Dengan demikian tidak akan terjadi resurgensi atau ledakan OPT sekunder.
  3. Agens Hayati yang digunakan sudah ada di alam, dapat mencari dan menemukan hama dan penyakit.
  4. Dapat berkembang biak dan menyebar.
  5. Hama dan penyakit tidak menjadi resisten.
  6. Tidak ada pengaruh sampingan yang buruk.
  7. Pengendalian dapat berjalan dengan sendirinya dan berkelanjutan.

Beberapa Agen Hayati Yang Telah Tersedia di BPTP Sumbar

No.
Jenis Agens
OPT Sasaran
Tanaman
I.
ENTOPATOGEN


a
Virus


1
Se-NPV
Spodoptera exigua
Bawang
2
Sl-NPV
Spodoptera litura
Kedele, dll
3
Ha-NPV
Heliothis armigera
Tomat, dll
4
Pc-NPV
Plucia chalcites
Kedele, dll
b
Bakteri


1
Bx1-Cb
Crocidolomia binotalis
Kubis
2
Bx2-Ez
Etiella Zinkenella
Kedele, dll
3
Bx3-Mt
Maruca testutalis
Kc. Panjang, dll
4
Bx4-Pi
Palpita indica
Semangka, dll
5
Bx5-Po
Phthorimae opercullela
Kentang
6
Bx6-Bm
Pgr. Batang mangga
Mangga
7
Bx7-Hu
Hellula undalis
Kubis
8
Bx8-Ai
Agrotis ipsilon
Bawang, dll
9
Bx9-Se
Spodoptera exigua
Bawang
10
Bx10Et
Erionata trax
Pisang
11
Bx11-Es
Epilacna sp
Terung, dll
12
Bx12-Dd
Dacus dorsalis
Cabe, dll
13
Bx13-Px
Plutella xilostela
Kubis
14
Bx14-Ha
Heliothis armigera
Tomat
15
Bx15-Sc
Scotinophora vermiculata
Padi
16
Pf
Pseudomonas solanacearum
Berbagai jenis sayuran
c
Cendawan


1
Beauveria
Berbagai jenis serangga,
Berbagai jenis
2
Metarhizium
seperti : - W. Coklat
tanaman
3
Hirsutella
- Kpd. Tanah, dll

4
Gibellula


5
Nomureae


II
AGENS ANTAGONIS


1
Trichoderma
Berbagai jenis patogen
Berbagai jenis
tanaman
2
Gliocladium
tanah, seperti :


- Fusarium


- Phytopthora, dll
III
PARASITOID


1
Hemiptarsenus
Liriomyza sp
Berbagai jenis tan.
tanaman
2
Trichograma
Plutella, dll.

Sumber            : BPTP Sumbar

Diposkan oleh : Agung Nugroho Kusumo, Penyuluh WKP Bahagia Padang Gelugur